Senin, 11 Juni 2012

pulau terpencil SADO, NIIGATA

assalamu'alaikum,,

malam larva's, kebetulan saya lagi kesemsem sama NHK WORLD. sebenernya bukan baru kesemsem, tapi udah lama. cuma sekarang aja baru bisa otak atik ini yang jadi sumber saya buat bikin postingan kali ini.

jadi ceritanya sekarang saya lagi memperkenalkan salah satu pulau terpencil di provinsi Niigata *maap ya indonesia, promosinya bukan negeri sendiri, hahahaha.

PULAU SADO



untuk mencapai pulau ini dari tokyo kita menaiki kereta kecepatan tinggi shinkansen dengan waktu tempuh selama dua jam, kemudian baru menaiki kapal ferri menyeberangi laut ke pulau Sado.

sesampainya disini, kita menemukan salah satu kekhasan yang di miliki oleh pulau ini, yaitu makanan selamat datang seperti Arame. seperti yang diketahui, karena Sado dikelilingi oleh lautan. maka banyak ditemukan jenis rumput laut, salah satunya Arame yang sering disajikan dalam berbagai banyak acara khusus di Sado.

SADO, PULAU PENGASINGAN
 pulau yang memiliki luas sekitar 45km ini menjadi tempat orang-orang dibuang pada abad ke-8. sebagian dari orang-orang yang dibuang ke pulau ini adalah orang-orang terpandang, intelektual dan keluarga bangsawan yang tersangkut konflik politik.
disini juga terdapat kuil Myosen, yang terkenal akan pagoda lima tingkatnya. disinyalir pagoda ini didirikan pada waktu asisten salah seorang biksu terkenal (Nichiren) yang diasingkan ke pulau ini menjadikan rumahnya sebagai kuil.


TRADISI NOH

Kuil Daizen merupakan panggung kayu pentas Noh yang tertua di Sado. pada dinding latar belakang panggungnya, terdapat sebuah gambar pohon pinus dengan matahari dibaliknya.
noh merupakan bentuk utama dari drama musik jepang klasik yang telah dipertunjukkan sejak abad ke-14.

didapat, di Sado noh tidak untuk ditonton tapi di praktekkan. topeng noh dapat menmpilkan ekspresi yang berbeda-beda. ketika menoleh ke bawah, topengnya terlihat sedih. ketika pemainnya menempatkan tangannya didepan wajah topengnya seolah-olah menangis.

EMAS

disini terdapat taman emas Nishimikawa, terdapat sisa-sisa tambang emas yang membentuk lorong di bukit. eksploitasi skala penuh tambang-tambang ini dimulai pada tahun 1601. disini terdapat sekitar 70 boneka yang dapat bergerak, terlihat seperti penambang sungguhan.



dan masih banyak lagi keindahan-keindahan yang bisa didapat jika mengunjungi pulau ini. *ngileeeerrr mau kesana 


In May, rice planting begins all over Sado Island. Rice cultivation is carried out on a limited amount of land, resulting in the unique sight of small stepped rice paddies.

A lion dance performed to the beat of an onidaiko drum (also known as an ondeko). This is one type of traditional performing art that can be seen at all festivals held on the island, and is performed in order to pray for a good harvest.

The flapping wings of the toki, which has been overexploited as an export because of its beautifully colored plumage, and the beauty of the rice paddies which have been tailored for coexistence with the toki, have a dreamlike quality that thrills visitors.

Noh is performed on the precincts of shrines as a ritual, and each performer on the stage is a person of Sado. These people learn stage performance and Noh chanting from an early age while pursuing agricultural and other types of work. The Noh performances in June can be enjoyed at ethereal stages where it is possible to hear the sound of birds and frogs

Visitors can try playing taiko at the "Tatako-kan," which provides a number of different types of Japanese drums. The huge drums is the photo are made from native wood and are extremely rare.



Giant Japanese cedar at the "Osado" mountain range


visit: klik!

wassalam ^^



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...