Rabu, 21 Maret 2012

mochi

kali ini kta mulai wisata kuliner makanan khas jepang, kali ini kita akan membahas "MOCHI" yang juga termasuk dalam "Wagashi"


Wagashi (和菓子, kue Jepang) adalah istilah bahasa Jepang untuk kue dan permen tradisional Jepang. Istilah wagashi digunakan untuk membedakan kue tradisional Jepang dengan kue dan permen dari Barat (Yōgashi) yang diperkenalkan orang Eropa ke Jepang sejak zaman Meiji. Kue dari Tiongkok yang diperkenalkan duta kaisar ke Dinasti Tang, dan kue yang disebut Namban-gashi yang diperkenalkan misionaris dari Eropa juga digolongkan ke dalam Wagashi.
Kue tradisional Jepang yang digolongkan ke dalam wagashi umumnya adalah berjenis-jenis mochimanjūdango, dan buah kering. Wagashi umumnya dibuat sebagai kue yang dihidangkan dalam upacara minum teh, sehingga sebagian besar wagashi hanya memiliki satu rasa, yakni rasa manis. Dalam upacara minum teh, wagashi yang dihidangkan tuan rumah harus dihabiskan sebelum meminum teh yang mungkin terasa pahit atau sepat.
Selain untuk dimakan, wagashi dituntut sebagai karya seni yang indah dilihat. Keindahan bentuk dan warna wagashi sering jauh lebih penting daripada rasanya. Selain itu, wagashi harus menggambarkan keindahan alam empat musim di Jepang. Di musim panas, misalnya, bentuk dan warna wagashi harus mencerminkan kesejukan bagi orang yang melihat. Wagashi musim panas sedapat mungkin terlihat sejuk atau transparan, sehingga sering memakai tepung Kuzu yang dibuat dari umbi Pueraria lobata. Wagashi musiman hanya dapat dinikmati pada musim tertentu. Agar-agar mizu yōkan misalnya, hanya tersedia pada musim panas, atau sakuramochi yang dimakan pada musim semi.
Sebagian besar wagashi dibuat dari bahan baku seperti berasgandumkedelai, atau tepung yang dihasilkan dari bahan-bahan tersebut. Sebelum gula pasirdikenal di Jepang, pembuatan wagashi hingga abad ke-19 masih menggunakan gula yang tidak dimurnikan dan berwarna cokelat (brown sugar). Sebelum adanya gula, wagashi hanya berupa buah kering yang rasanya manis, misalnya buah kesemek kering. Setelah teknik pengolahan serelia berkembang, orang Jepang mulai mengenal penganan dari beras yang ditumbuk seperti mochi dan dango.
Duta kaisar Jepang yang dikirim ke Dinasti Tang membawa pulang kue dari Tiongkok. Kue-kue tersebut dikenal di Jepang sebagai Karagashi (kue Dinasti Tang). Kue-kue tersebut dibuat dari adonan tepung yang diulen dengan air, dan digoreng di dalam minyak goreng. Setelah upacara minum teh dikenal di Jepang, jenis kue wagashi semakin beragam dan teknik pembuatan kue juga semakin berkembang. Misionaris dari Portugal ikut memperkenalkan kue dari Barat seperti castellabolu, dan permen kompeito.
Pada zaman Edo, wagashi produksi Kyoto yang disebut Kyōgashi bersaing dengan wagashi produksi Edo yang disebut Kamigashi. Persaingan di antara keduanya memajukan seni pembuatan wagashi. Dalam hal bentuk dan rasa, wagashi dari zaman Edo tidak jauh berbeda dari wagashi zaman sekarang.


Mochi adalah kue tradisional Jepang yang dibuat dari beras ketan yang ditumbuk sampai lembut dan lengket, lalu dibentuk bulat-bulat. Mochi ini sering ada saat perayaan Tahun Baru Jepang. Tapi kue mochi ini bisa didapatkan di toko-toko pada hari-hari biasa.


Pada zaman dahulu, hanya ada 1 jenis mochi. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, banyak variasi mochi. Mulai dari ragam isinya, hingga es krim mochi. Karena sudah terkenalnyamakanan ini, rasa mochi ini pun sudah bisa diterima masyarakat dunia, tidak hanya di Jepang saja.
Saat ini, pengolahan mochi sudah menggunakan teknologi modern, tidak lagi ditumbuk menggunakan kayu seperti dulu, meskipun masih banyak yang menggunakan metode tradisional ini. Karena rasa&teksturnya terjaga.

mari kita coba bikin mochi yoookk:
Bahan Kulit:

150 g tepung ketan
30 g tepung beras
60 g gula pasir
250 ml air
1 sdm air kapur sirih
sdt garam halus
sdt vanilla pasta/bubuk

Bahan Isi:

200 g kacang tanah, sangrai, haluskan
100 g selai kacang/pindakas
1 sdm susu kental manis
3 sdm gula halus
Pelengkap:

100 g tepung maizena, sngrai 7 menit dengan api kecil
Cara Membuat:

Kulit: Campur tepung ketan, tepung beras, gula pasir, air kapur sirih, vanili dan garam. Aduk rata. Tuang air sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga adonan kalis.

Letakan adonan di dalam loyang atau pinggan tahan panas. Kukus selama 15 menit. Keluarkan, aduk-aduk selama 2 menit. Kukus kembali adonan selama 20 menit atau hingga adonan benar-benar matang. Angkat. Diamkan hingga adonan hangat (suam-suam kuku).

Ambil sejumput aonan, beri satu sendok teh bahan isi, bentuk bulat. Gulingkan ke atas tepung maizena yang telah disangrai. Atur di dalam pinggan saji. Hidangkan.

Isi: campur semua bahan isi, aduk rata.

Untuk 40 Buah 

sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...