Kamis, 11 Oktober 2012

hai homosapiens


assalamu'alaikum larva's, 
sedikit mengopy dari note yang aku bikin di akun seberang,

sedikit curhat, hm ato menuangkan isi kepala yang lagi muak.
entahlah, beberapa hari belakangan siklus memuakkan terjadi, hingga sempat me-deactive-kan si kimihiro..
hahahahah, hingga berniat untuk menjadi seorang apatis sejati yang ujung-ujungnya gak bakalan terealisasikan.

hai homosapiens,
kita ini manusia mbak dan mas sekalian, kalian tau maksudnya apa?
yo pastinya udah pada tau semua, wong kebanyakan udah pada mengecap jenjang pendidikan dasar toh?
tapi, sebanyak ini manusia yang paham sama arti homosapiens iki ada berapa banyak ya? 
homosapiens ini sendiri artinya "manusia yang tahu"
oke, tahu apa?
tahu akan pribadi masing-masing, tahu akan lingkungan, dan tahu ini tahu itu karena yang namanya manusia rasa ingin tahu nya banyak buanget.


tapi, entah kenapa "manusia yang tahu" ini kadang tidak tahu dengan posisinya di muka bumi ini.

tidak tahu? hm,,

manusia dikaruniai otak untuk berpikir, disinergiskan dengan hati MasyaAllah manfaatnya dalam kehidupan, itu baru bisa dinamakan sebagai Homosapiens sejati.

trus homosapiens tidak sejatinya?

iki loh mbak mas, manusia yang tahu namun aplikasinya seperti tidak tahu sama sekali. terkadang sengaja memungkiri sesuatu yang sebenernya dia tahu namun takut merugikan untuknya ato karena alasan tertentu menjadi "pura-pura tidak tahu".

ini pendapat aku loh ya mbak mas sekalian, aku juga termasuk homosapiens yang tidak sejati karena pada beberapa kondisi aku juga suka lengah sama lingkungan. huuft

sekali lagi, iki PENDAPAT aku.

dan entah kenapa, aku itu mulai merasa risih dengan beberapa keadaan.

aku mengenal dengan sebutan "take and give",, dan kebanyakan orang banyak yang berkoar-koar masalah ini.

menurut aku, take and give gak cuma berlaku untuk barang, tapi juga dalam sikap.

oke, siapa aja suka diperhatikan, dan efek timbal-baliknya ya memperhatikan.

siapa saja suka dihargai, dan efek timbal-baliknya juga harus menghargai.

siapa saja suka dimengerti, dan harusnya juga sebagai manusia yang tahu harus mengerti juga dong dengan lingkungan.

terkadang aku pingin jadi orang egois, mau diperhatikan, mau dihargai, mau dimengerti dan mau mau mau yang lainnya. tapi ya dak baik juga jadi egois, hanya mementingkan keinginan pribadi. kalau begitu kemana perginya "take and give" itu?

oalaaaah, tapi dilain pihak. kadang aku pernah menyingikrkan ego aku dan menjadi orang yang perhatian, pengertian, dan menghargai, tapi iki loh mbak dan mas sekalian, masalahnya terkadang aku dak ngerasain "take and give"nya itu loh.

Subhanallah, terkadang aku dak mau jadi perhitungan. toh, Allah aja Maha Pemurah.

tapi alangkah indahnya, enaknya, nyamannya, bahagianya kalo kita sebagai "manusia yang tahu" sama-sama tahu dengan posisi kita masing-masing dan tahu makna dari "take and give" itu sendiri.

makanya pernah terbesit untuk menjadi apatis, setidaknya aku dak ganggu orang, dan orang lain juga dak ganggu aku. jadi beres kan? dak ada ganggu mengganggu?

tapi, apa nikmatnya hidup menjadi seorang apatis?

dak punya warna dalam menjalani hidup, apatis yang autis.

terkungkung dengan dunia sendiri.

jadi, kemana makna yang terkandung dalam homosapiens itu jika anda menjadi apatis?

semoga kita sama-sama bisa introspeksi diri, jadi manusia yang lebih baik, saling menghargai satu sama lain.

maaf ya mbak mas sekalian kalo ada salah kata dan persepsi, wong aku namanya juga manusia dan yang sempurna itu hanya milik Allah :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...