heningku akan bungkamku tak hentikan diamku akan sepiku
langkah pastiku jejakkan tapak di sepanjang pasir bisuku
anganku akan kehidupanku layaknya sebuah dongeng nirmala
tak nyata dan takkan pernah nyata
kau tahu?
aku sosok yang teramat rapuh akan keadaan
berusaha tegar dalam badai kerapuhan
diamku untuk bungkamku sepiku untuk heningku
selalu jalani badai ini dengan diriku
yang tak mampu gapai teluk kenyataan
kau tahu?
aku memang takkan pernah bisa
tak kan pernah bisa mengendalikan ego diatas pikiranku
pikiran diatas rasa
rasa akanku dan rasa akan sekelilingku
kau tahu?
muakmu akan ku tak sebanding dengan muakku akan ku
akan sikapku
akan egoku
kau tahu?
bencimu akan ku tak sebanding dengan benciku akan ku
akan sikapku
akan egoku
aku tak miliki secuil perhatian mu akan ku
akan sikapku
akan egoku
dan sekarang ku meniti dengan sebelah kaki ku
menggenggam dengan sebelah tangan ku
melihat dengan sebelah mata ku
mendengar dengan sebelah telingaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar