alam takambang jadi guru, jalan tabantang jadi pamandu,
niek nan gadang manih mamandu, anak patualang jadi satupantun yang sengaja saya ciptain buat ngungkapin perasaan saya buat satu perjalanan penuh kesan bersama gita, dan dira. pelajaran yang bisa diambil : tidak selamanya seorang pendatang itu lebih gak tahu jalan dibanding penduduk asli, sedia batrai hape sebelum berjalan dan sedia uang buat bekal.
dimulai dari niat teguh dari saya dan dira untuk menemani gita menuju rumah nenek berdaster merah penjual daun Manihot utillisima *read: singkong* di belakang Mesjid Raya Durian Tarung. perjalanan diawali dengan naik angkot ijo menuju daerah pasar ambacang. sampai disana kami memulai petualangan ini.
berjalan menuju jalan sempit yang biasa saya lalui pulang-pergi kalo di bonceng pake motor, kebiasaan gak perhatian sama lingkungan sekitar bikin perjalanan yang harusnya singkat jadi panjang. gita yang cuma tau itu jalan satu-satunya dan saya yang tiba-tiba amnesia mengharuskan kami buat menempuh jalan satu-satunya itu.
mulai memasuki jalan, saya ingat ada mesjid yang berada di sisi kanan kami gak jauh dari persimpangan yang kami masuki tadi. tapi saya lupa itu mesjid namanya apa, dari sepengetahuan saya bukan mesjid itu yang dimaksud. dan dari keterangan gita, mesjid yang dimaksud sungguh sangat jauh dari persimpangan tadi.
dengan tidak putus asa kami melanjutkan perjalanan dengan penuh rintangan dari orang-orang "kamseupay" yang kampungan banget mengendarai kendaraannya supaya baik jalannya. jalan sempit dan milik umum itu dilalui sama orang-orang yang kayaknya baru bisa pake kendaraan deh, seenak jidatnya aja melaju dengan kecepatan yang saya gak tau padahal di sisi kirinya ada tiga orang gadis lugu yang lagi berpetualang.
oke [!] kami lanjut jalan dengan tersipi-sipi dibibir jalan, tapi sebuah pemandangan bikin kami berhenti. Sunset !! iya, mataharinya cantik nyempil diatas bentangan sawah dan diapit pepohonan. dengan bermodalkan kamera seadanya dari hape gita kami mulai berputu-putu ditepi jalan, gak peduli sama orang-orang sekitar selagi gak ada yang kenal gak papa lah, hahahah
itu yang titik di mataharinya apa ya? -,-a |
perjalanan dilanjutkan, kami menemukan SD!! SDN 26 pasar ambacang. entah kenapa perjalanan ini seperti perjalanan 3 idiot yang katrok yang selalu antusias sama hal-hal yang ditemukan disepanjang perjalanan walaupun yang ditemukan itu sehari-hari juga udah sering liat dan gak pernah dikomentari. gak apa-apa, yang jelas kan konsep awal perjalanan udah sedikit menyimpang dari niat tulus buat praktikum jadi niat tulus menjadi "Bolang Kamseupay"
kelar mengabadikan bangunan mini itu, kami melanjutkan petualangan kembali. tak jauh berjalan kami kembali menemukan mesjid yang kebetulan lagi mengumandangkan azan magrib. dari beberapa meter kami melirik orang jualan gorengan di samping mesjid. dengan tampang brutal kami menyerbu warung gorengan itu *sungguh terlalu bukannya nyerbu mesjid tapi malah nyerbu gorengan*. beralibikan beli bekal buat petualangan ini kami membungkus satu bakwan, satu tahu isi, tiga Musa paradisiaca crispy dan friedManihot .
dan kembali melanjutkan perjalanan, makan sambil jalan memang sungguh tidak punya attitude, tapi yang namanya kelaperan emang bikin orang bisa kalap. entah kenapa, gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba aja tahu yang saya rangkul meloncat jatuh bebas ke tanah. tiiiiddaaaakkk!!!! "tahukuuuuu T.T", segigitpun engkau belum menyentuh gigiku. dengan rasa duka dan masih menangisi atas keloncatan tahu tiba-tiba ada baja hitam muncul dibelakang kami sambil nyengar-nyengir. bang obet yang dari tadi di sms gita baru menunjukkan ujudnya dibelakang kami.
perjalanan dilanjutkan dengan tambahan satu anggota ngekor pake motor. dua mesjid, dua mushalla dan satu SD udah kami lewati namun yang dituju tak jua tampak. dengan tetap sabar dan penuh semangat kami terus berjalan. dira sudah mengibarkan bendera putih dan melaju duluan dengan bang obet mencari mesjid tersebut.
saya dan gita terus berjalan, berjalan dan berjalan hingga bang obet kembali mengekor dibelakang kami. sekarang kami sudah melewati klinik dokter gigi eva. dan akhirnya kami mencapai MAN 1 padang yang artinya tempat yang dituju sudah menampakkan taringnya.
dari kejauhan kami melihat ada seorang gadis, iya!! itu gadis jembatan durian taruang yang duduk termangu diatas jembatan yang bertuliskan "Dilarang Memancing Ikan". dia terlihat sedang menunggu kedatangan dua malaikat kecil yang akan membawa dia pergi. *hahaha*
akhirnya kami sampai di mesjid tepat saat jema'ah mesjid menyelesaikan ibadahnya. kami pun merehatkan diri sejenak dan menghadap kepada Allah. kelar sholat, kami menuju ke rumah nenek. saat mencapai bibir mesjid, kami melihat sesosok makhluk dengan rambut acak-acakan, mata merah dan muka penuh polusi kendaraan duduk teronggok. untung saja kami bertiga cepat mengenali sosok tersebut sebelum kami sempat mengambil batu untuk ancang-ancang, hahahahahah
berjalan kebelakang mesjid, kami memasuki lorong-lorong sempit sebelum sampai ke rumah sang nenek. sesampai dirumah sang nenek, nenek menyambut kami dengan suka cita. sang kakek yang juga baru sampai mempersilahkan kami untuk masuk kedalam rumah sambil menepok saya dan bilang "masuak lah dulu anak sakolah". zzzz saya bukan anak sekolahan pak, tapi anak kuliahan bapaaakkk.
singkat disana sungguh sangat sebuah kebetulan, ternyata si bapak orang asli kampung di sebelah komplek saya, dunia emang sempit banget ya. apa lagi kalo populasi nya makin banyak dan ukurannya juga pada gede, pasti makin sempit. hahahah
kelar menunaikan hajat, kami pun pulang. perpisahan dimulai dengan menghantarkan saya sampai ke bypass.
eits,, petualangan saya belum selesai sampai di situuuu.
yang namanya nasib berumah di pilakuik balaibaru, emang harus siap mental buat gak dapet angkot kalo udah sore, apalagi udah jam 19.20. ada dua pilihan : stay nunggu sampe angkot datang ato sms orang yang bisa menjemput. yang pasti pilihan kedua buat saya bukanlah pilihan tepat disaat hape tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan lagi.
dan kalaupun menunggu angkot, mau sampai kapan berdiri manis dipinggir jalan dan tidak ada yang mau mengadopsi saya *lah??? emangnya kucing* . dan dari pada saya kelamaan menunggu dan hari semakin larut saya memutuskan utnuk melanjutkan perjalanan menuju home sweet home dengan jalan kaki. melewati jembatan kaki saya mulai protes dengan ketidak nyamanannya dibawa berjalan. keringat bercucuran layaknya air pancuran. ditambah sama sakit perut yang bener-bener nyiksa saya. ujung persimpangan mulai terlihat, saya mulai membayangkan dan menghitung-hitung berapa simpang lagi yang harus saya lalui.
sampai di simpang saya sedikit lega, seakan-akan satu ton beban udah terlepas dikaki saya. sebentar lagi, beberapa simpang lagi, rumaahhh tunggu kedatanganku. dan keajaibanpun datang. sayup-sayup terdengan musicbox berjalan yang perlahan mendekat dari belakang. saya masih tidak sadar saat seorang manusia meneriakkan sesuatu yang gak jelas saat keadaan saya masih di awang-awang. terlewat sedikit saya baru menyadari itu angkot jurusan simpang bypass ke rumah. saya lagsung manggut-manggut dan akhirnya saya pulaaaaannnnng.
akhir petualangan yang indah diakhiri dengan nangkring di kamar mandi. sepanjang perjalanan penuh kesan dan pesan untuk hari ini. dan akhirnya saya hafal kepanjangan "Kamseupay" yang sepanjang jalan dari pasar ambacang-mesjid raya gak lengket-lengket ke kepala.
KAMPUNGAN SEKALI UH PAYAH,ups,, bukaaaannnn. yang bener tu:
KAMPUNGAN SEKALI UDIK PAYAH
hahahahah
ada-ada aja,,
dan terimakasih untuk hari ini, cerita ini telah kuukir pada langit ingatanku bertintakan peluh saksi bisu petualangan kita. kau yang terukir dihatiku dan akan selalu terukir dihatiku. terimakasih sobat :)
ckckck
jalanku bersama sahabatku :) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar