Sabtu, 20 Oktober 2012
NASEHATI DIRI
assalamu'alaikum
walaupun plagiat itu tidak dibenarkan karena kebanyakan untungnya hanya untuk diri sendiri, tapi untuk kali ini saya memplagiatkan ini untuk dapat berbagi manfaat bagi semuanya,
semoga bermanfaat ^^
NASEHATI DIRI
Sahabat…Begitu banyak orang memberi nasehat,namun sedikit saja yang menjadi tabiat.Begitu banyak orang mengajar untuk belajar,namun sedikit saja yang belajar dari mengajar. Begitu banyak orang yang memberi contoh, namun sedikit saja yang patut dicontoh.
Sahabat… ”Seperti lidah tak bertulang.” Mudahnya berucap, sulit untuk diuji kebenarannya.”Semut diseberang laut jelas terlihat, Gajah dipelupuk mata tidaklah tampak.” Kekurangan orang lebih dipedulikan, namun kekurangannya sendiri diabaikan.”Falsafah Telunjuk.” ”Mudahnya menunjuk (menegur/menyalahkan orang lain), lupa pada empat jari lainnya yang juga tengah menunjuk pada dirinya.”
Sahabat...Guru q berkata, “Penerapan ’agar dapat lebih baik’, sebenarnya bermula kepada diri sendiri”.
Ada 3 kiat penerapan ’agar dapat lebih baik’ yaitu:
1. JUJUR DIRI Bila pada diri sendiri qt tidak jujur, bagaimana kepada orang lain.Contoh:Ketika qt menerima kembalian uang yang lebih dari yang seharusnya. Apakah qt mengembalikan kelebihan tersebut, atau qt justru meng-hak-annya?
2. MeNASEHATI DIRI alias Introspeksi.Seseorang yang membiasakan diri untuk menasehati dirinya sendiri, ia tentu sungkan mencari-cari kesalahan/kekurangan orang lain.Contoh:Melanjutkan Contoh pada nomor 1.Ketika qt meng-hak-an uang yang sebenarnya bukan milik qt tersebut, biasanya qt berdalih, “Itukan bukan salah q, kenapa dia tidak teliti?”.
3. Istiqamah berMUHASABAH alias teruslah memperbaiki kwalitas diri dalam perbuatan.Contoh:Ketika seseorang membutuhkan bantuan materi, sementara keberadaan qt sendiri pas-pasan. Biasanya, qt berkata, ”Aduh maaf ya, lagi nggak punya nih.” Betapa sulit rasanya, untuk berkata ”Sebenarnya saya ada, tapi kalau saya berikan padamu, maka saya yang akan berkekurangan.”
Sahabat...Rasulullah saw. bersabda,“Beruntunglah mereka yang sibuk memperbaiki diri (muhasabah), karena mereka tidak punya waktu untuk meladeni kekurangan orang lain.” (HR. Bukhari - Muslim)
Sahabat...Begitu banyak orang bisa mengaji, namun sedikit saja yang mau mengkaji. Juga belum tentu mereka yang mengkaji,telah siap menyajikannya dalam perilaku hidupnya. Begitu beratnya meng-implementasi-kan kata ’menyajikan’, sampai-sampai Sayyidina Umar bin Khattab ra., memerlukan waktu 10 tahun untuk dapat menyajikan siratan Surat Al-Baqarah dalam hidupnya.
Sahabat...Dengan berISTIQAMAH menerapkan keJUJURan DIRI yang senantiasa berINTROSPEKSI penuh niatan tulus berMUHASABAH, kelak qt berhasil mendapatkan YANG LEBIH BAIK.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar