Kamis, 22 Maret 2012

Journey 662.226 steps to be a real "BOLANG KAMSEUPAY"

alam takambang jadi guru, jalan tabantang jadi pamandu,
niek nan gadang manih mamandu, anak patualang jadi satu
pantun yang sengaja saya ciptain buat ngungkapin perasaan saya buat satu perjalanan penuh kesan bersama gita, dan dira. pelajaran yang bisa diambil : tidak selamanya seorang pendatang itu lebih gak tahu jalan dibanding penduduk asli, sedia batrai hape sebelum berjalan dan sedia uang buat bekal.

dimulai dari niat teguh dari saya dan dira untuk menemani gita menuju rumah nenek berdaster merah penjual daun Manihot utillisima *read: singkong* di belakang Mesjid Raya Durian Tarung. perjalanan diawali dengan naik angkot ijo menuju daerah pasar ambacang. sampai disana kami memulai petualangan ini.

Rabu, 21 Maret 2012

mochi

kali ini kta mulai wisata kuliner makanan khas jepang, kali ini kita akan membahas "MOCHI" yang juga termasuk dalam "Wagashi"


Wagashi (和菓子, kue Jepang) adalah istilah bahasa Jepang untuk kue dan permen tradisional Jepang. Istilah wagashi digunakan untuk membedakan kue tradisional Jepang dengan kue dan permen dari Barat (Yōgashi) yang diperkenalkan orang Eropa ke Jepang sejak zaman Meiji. Kue dari Tiongkok yang diperkenalkan duta kaisar ke Dinasti Tang, dan kue yang disebut Namban-gashi yang diperkenalkan misionaris dari Eropa juga digolongkan ke dalam Wagashi.
Kue tradisional Jepang yang digolongkan ke dalam wagashi umumnya adalah berjenis-jenis mochimanjūdango, dan buah kering. Wagashi umumnya dibuat sebagai kue yang dihidangkan dalam upacara minum teh, sehingga sebagian besar wagashi hanya memiliki satu rasa, yakni rasa manis. Dalam upacara minum teh, wagashi yang dihidangkan tuan rumah harus dihabiskan sebelum meminum teh yang mungkin terasa pahit atau sepat.
Selain untuk dimakan, wagashi dituntut sebagai karya seni yang indah dilihat. Keindahan bentuk dan warna wagashi sering jauh lebih penting daripada rasanya. Selain itu, wagashi harus menggambarkan keindahan alam empat musim di Jepang. Di musim panas, misalnya, bentuk dan warna wagashi harus mencerminkan kesejukan bagi orang yang melihat. Wagashi musim panas sedapat mungkin terlihat sejuk atau transparan, sehingga sering memakai tepung Kuzu yang dibuat dari umbi Pueraria lobata. Wagashi musiman hanya dapat dinikmati pada musim tertentu. Agar-agar mizu yōkan misalnya, hanya tersedia pada musim panas, atau sakuramochi yang dimakan pada musim semi.
Sebagian besar wagashi dibuat dari bahan baku seperti berasgandumkedelai, atau tepung yang dihasilkan dari bahan-bahan tersebut. Sebelum gula pasirdikenal di Jepang, pembuatan wagashi hingga abad ke-19 masih menggunakan gula yang tidak dimurnikan dan berwarna cokelat (brown sugar). Sebelum adanya gula, wagashi hanya berupa buah kering yang rasanya manis, misalnya buah kesemek kering. Setelah teknik pengolahan serelia berkembang, orang Jepang mulai mengenal penganan dari beras yang ditumbuk seperti mochi dan dango.
Duta kaisar Jepang yang dikirim ke Dinasti Tang membawa pulang kue dari Tiongkok. Kue-kue tersebut dikenal di Jepang sebagai Karagashi (kue Dinasti Tang). Kue-kue tersebut dibuat dari adonan tepung yang diulen dengan air, dan digoreng di dalam minyak goreng. Setelah upacara minum teh dikenal di Jepang, jenis kue wagashi semakin beragam dan teknik pembuatan kue juga semakin berkembang. Misionaris dari Portugal ikut memperkenalkan kue dari Barat seperti castellabolu, dan permen kompeito.
Pada zaman Edo, wagashi produksi Kyoto yang disebut Kyōgashi bersaing dengan wagashi produksi Edo yang disebut Kamigashi. Persaingan di antara keduanya memajukan seni pembuatan wagashi. Dalam hal bentuk dan rasa, wagashi dari zaman Edo tidak jauh berbeda dari wagashi zaman sekarang.


Mochi adalah kue tradisional Jepang yang dibuat dari beras ketan yang ditumbuk sampai lembut dan lengket, lalu dibentuk bulat-bulat. Mochi ini sering ada saat perayaan Tahun Baru Jepang. Tapi kue mochi ini bisa didapatkan di toko-toko pada hari-hari biasa.


Pada zaman dahulu, hanya ada 1 jenis mochi. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, banyak variasi mochi. Mulai dari ragam isinya, hingga es krim mochi. Karena sudah terkenalnyamakanan ini, rasa mochi ini pun sudah bisa diterima masyarakat dunia, tidak hanya di Jepang saja.
Saat ini, pengolahan mochi sudah menggunakan teknologi modern, tidak lagi ditumbuk menggunakan kayu seperti dulu, meskipun masih banyak yang menggunakan metode tradisional ini. Karena rasa&teksturnya terjaga.

mari kita coba bikin mochi yoookk:
Bahan Kulit:

150 g tepung ketan
30 g tepung beras
60 g gula pasir
250 ml air
1 sdm air kapur sirih
sdt garam halus
sdt vanilla pasta/bubuk

Bahan Isi:

200 g kacang tanah, sangrai, haluskan
100 g selai kacang/pindakas
1 sdm susu kental manis
3 sdm gula halus
Pelengkap:

100 g tepung maizena, sngrai 7 menit dengan api kecil
Cara Membuat:

Kulit: Campur tepung ketan, tepung beras, gula pasir, air kapur sirih, vanili dan garam. Aduk rata. Tuang air sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga adonan kalis.

Letakan adonan di dalam loyang atau pinggan tahan panas. Kukus selama 15 menit. Keluarkan, aduk-aduk selama 2 menit. Kukus kembali adonan selama 20 menit atau hingga adonan benar-benar matang. Angkat. Diamkan hingga adonan hangat (suam-suam kuku).

Ambil sejumput aonan, beri satu sendok teh bahan isi, bentuk bulat. Gulingkan ke atas tepung maizena yang telah disangrai. Atur di dalam pinggan saji. Hidangkan.

Isi: campur semua bahan isi, aduk rata.

Untuk 40 Buah 

sumber:

makanannya lari kemana ma?

dilahirkan dengan rezki seperti ini sungguh sangat patut untuk disyukuri, dilahirkan dengan memiliki anggota tubuh yang lengkap. hidung, mulut, mata, telinga, tangan ,kaki dan organ-organ lain yang alhamdulillah memiliki kesempurnaan layaknya kebanyakan orang.

masih bisa mempergunakannya untuk memperlancar aktivitas dan ibadah, namun kita masih lalai akan manfaat dari kesempurnaan yang telah diberikan-Nya. berkaca pada orang-orang disekitar kita yang diberikan keistimewaan lebih dibandingkan dengan kita, tidakkah malu pada usaha mereka? tidakkah malu pada keyakinan mereka?  tekad mereka? keteguhan mereka? sehingga mereka dapat menjalani kehidupan dan ibadah  sebanding dengan orang disekitarnya?
nikmat yang mana lagi yang kau dustakan?
bicara masalah fisik kali ini, saya adalah orang yang sangat bangga memiliki tinggi tubuh dan berat badan seperti ini. banyak keuntungan yang saya dapatkan seperti mudah nyelip, selalu dianggap lebih muda walaupun umur sudah menunjukkan kepala dua, dan masih banyak lagi *bersyukur ^^*

tapi banyak orang yang meragukan kemampuan saya, daya tahan tubuh atau apalah yang kayaknya emang tidak mungkin untuk orang dengan fisik seperti saya. tapi jangan salah, dibalik ke-imut-an saya *narsis dikit gak papa ya* memiliki kekuatan sebanding dengan orang-orang "besar" *hohohoh*
kecil-kecil cabe rawit, biar kecil yang penting fit 
dilatih pramuka dan pbb dari smp membuat saya selalu semangat kalo diajakin hiking, mendaki, masuk-keluar hutan, jalan-jalan. dan saya selalu gak nolak kalo diajakin kemana-mana asal kantong masih tebal dan keadaan menijinkan. ckckck

selain ituuuuu,, biasanya orang dengan seukuran dengan saya makan dengan sesendok ato satu setengah sendok nasi udah cukup. tapi saya, dengan badan seperti ini porsi makan bisa mengalahi porsi makan orang kebanyakan, saya pun juga gak tau kenapa bisa makan udah segunung tapi badan segitu-gitu aja.

sampai-sampai salah seorang temen nanya, "ima makan sebanyak itu, makanannya lari kemana ma?"
wallahu'alam saya juga gak tau.
yang penting saya musti bersyukur sama apa yang udah ada pada diri saya,

nikmat yang mana lagi yang kau dustakan?

where are u come from?

hari ini saya sudah menyapa dunia maya di pagi buta. pukul tiga pagi saya bangun menyelesaikan laporan yang sama sekali belum saya sentuh se ujung pun. sambil mengaktifkan akun facebook saya, saya mulai menyelami lembar demi lembar lembaran laporan untuk hari ini.

tiba-tiba [ping] bunyi yang menandakan adanya obrolan diakun saya berbunyi. saya berhenti dari pekerjaan dan mengintip ke layar. seorang teman fb menyapa saya, orang yang sudah beberapa kali pernah chat dengan saya sih. tak seperti biasanya, dia mengawali pembicaraan dengan menyapa "hi". saya pun membalas sapaannya dengan "hi". tiba-tiba saya heran dengan balasan selanjutnya, "where are u come from?". saya sejenak terdiam, dan senyum geli menahan tawa terselip diwajah saya. maklum, kalau saya tertawa sungguh tidak wajar pada pagi buta ini. saya membalas "indonesia" dengan senyam-senyum.

"kimihiro watanuki" nama akun yang saya gunakan telah menjebak orang *lagi*. sebelumnya seorang senior yang juga aktif di dunia perblog-an jauh sebelum saya menyentuh blog ini juga menyapa saya dengan sebuah pertanyaan, "siapa ya?". dilain pihak, banyak yang hendak meremove saya dari pertemanan karena tidak mengenal nama saya, ada yang heran kok tiba-tiba ada orang jepang yang men-tag kan foto dan sebagainya.

hahahhhaa
ada-ada saja, nama yang berdampak lumayan terhadap kelangsungan fb saya, hendak balik dengan nama semula tapi hingga kini om fb belum juga mengizinkan saya menukar nama,
ckckck

Selasa, 20 Maret 2012

CODOY

farmaseutik.
lagi-lagi menginspirasikan saya untuk mengukirmu blog, *azzz*. kali ini Codoy memberikan keberuntungan berpihak pada saya, ela dan ilham. tanya kenapa [?], soalnya untuk praktikum kali ini akhirnya kami berhasil menciptakan emulsi minyak ikan yang bagus, *loncat kegirangan*.

entah kenapa, mungkin nama juga berpengaruh terhadap hasil sediaan yang kami buat. dimulai dengan suspensi antasid dengan "Manyamaag" nya menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. dilanjutkan dengan lotio yang benar-benar sangat tidak layak produksi alias produk gagal. "Calasek" menunjukkan volume yang kurang dan rheologi yang menyedihkan. Cal *panggilan calasek* sediaan yang sangat pemalu, saking pemalunya sampai-sampai saat responsi akhir cal enggan menampakkan wujud teramat kentalnya kepada asisten. cal turun dengan slownya dibalut body pinknya yang menginspirasikan asisten untuk mensejajarkannya dengan e**. ckckc

Codoy terlahir dengan penuh perjuangan, hingga pukul delapan ilham yang bertanggung jawab akan design belum juga menampakkan diri. masa depan pabrik terancam, namun kami tetap tenang mengerjakannya berdua dengan ela. selain itu, cobaan datang dari para asisten yang meragukan sediaan kami, pengalaman dari dua sediaan sebelumnya yang sungguh memilukan.

akhirnya ilham datang! dan codoy pun punya baju. kami tetap melanjutkan perjuangan dengan gigihnya. formulasi yang direncanakan sedikit mengalami perubahan. perjuangan semakin sengit dengan pabrik-pabrik lainnya, jam semakin tidak bersahabat sambil menunnjukkan taring jarumnya yang berjalan lambat tapi menusuk. teng [!] akhirnya siaaaaappp. perjuangan kami selesai walaupun menjadi pengumpul trakhir yang penting codoy tidak diukir dengan tulisan minus ditutupnya.

praktikum selesai, hati senang riang gembira.
hohoho
terima kasih Codoy :)

Senin, 19 Maret 2012

serangan pesonamu

entah apa yang telah mendorongku untuk membuat postingan ini, yang pasti ini harus di keluarkan secepatnya sebelum efek sampingnya makin besaaarrrr..

aku gak tau mau mulai dari mana, selalu dibalik setiap rasa yang muncul dalam diriku tersimpan banyak cerita rumit. aku juga gak ngerti, apakah aku yang salah atau sistem rasa yang salah. yang pasti sebuah prinsip selalu menghalangi rasa tersebut, dan aku merasa beruntung akan hal itu.

tapi keberuntunganku akan prinsip tersebut membuat rasa sedikit merugi, entahlah aku berpikir bahwa setan telah ikut campur dibalik pengaturan rasa ini. sedikit tak memakai otak, rasa bisa berada diatas segalanya. rasa bisa mengatur segalanya jika akal tak direalisasikan dengan baik. rasa akan mengendalikanmu.

namun, adanya akal belum berarti semua keputusan benar, terkadang dengan adanya rasa akan membuat akal berbuat pada jalannya. dan seharusnya akal dan rasa itu berjalan beriringan sambil bergenggaman. [yap]

kamu, iya kamu yang disana [!]
sejak kapan kamu berada disana, kehadiranmu tak terdeteksi oleh alarm ruang hatiku. setahuku, bukan kamu yang berada di sana sebelumnya. setahu ku seseorang yang selalu hadir mengiringi derai air mataku yang masih berada disana, seseorang yang selalu membuatku tak kehabisan alasan untuk menangis. hingga aku benar-benar tersakiti, dia masih berada di sana.
Salah satu hal yg paling membingungkan ketika jatuh cinta adalah tak tahu harus memilih untuk menunggu atau menyerah.
kenapa? dan mengapa kau menggantikan posisinya [?]
aku tahu rasa sedang berperan "sok pahlawan" dengan menggantikan posisinya dengan posisimu, tapi apa kamu bisa untuk tidak membuatku menangis walaupun kamu tak bisa membuatku tertawa seperti yang dia lakukan padaku. atau mungkin kamu bisa lebih sering mengukirkan senyum di wajahku tanpa diiringi hal yang bisa membuatku harus kehilangan air mata yang lebih banyak.

kamu manis dibalut canda guraumu, kamu lucu dibalut dengan ekspresi tak menentu yang kamu tunjukkan, kamu spontan dengan setiap gerakanmu.

senyummu, ia senyummu [!]
begitu tulus tanpa ada penghalang, kamu begitu polos dengan kelakuanmu itu. kamu selalu memikirkan orang, namun tak lupakan apa yang dirimu butuhkan.

tangan besarmu[!]
entah lah bagiku makhluk yang sejenis denganmu semuanya memiliki tangan yang besar sama seperti yang kamu punya, tapi kamu beda. tanganmu yang besar seakan-akan dapat mengayomiku, membuat ku merasa nyaman.

hei cukup [!]
kau mulai memenuhi volume otak dan kalbuku, hentikan ini segera sebelum efek samping ini berlanjut. apa kau mau bertanggung jawab?

Ketika kamu berhenti mengejar apa yang bukan untukmu, maka Tuhan akan mempertemukan kamu dengan apa yang baik untukmu...

biarkan hati yang berfikir....

Minggu, 18 Maret 2012

peradilan hati

hai engkau yang memenjarakan hatiku,
bisakah kau bukakan borgol untuk kebebasannya,
hendak sampai kapan akan kau penjarakan hatiku tanpa sebuah peradilanpun?
hidup tanpa satu kepastian membuatnya rapuh,
layaknya berdiri pada satu paku dengan ketinggian 1000 meter,
layaknya menyeberangi jembatan benang bermil-mil jauhnya,

aku sosok yang selalu tidak pernah bisa dengan tepat meletakkan rasa ini,
rasa ini selalu berada pada posisi yang salah,
selalu bukan pada tempat yang memang membutuhkannya,

kau,,
sosok yang baru kutemui,
aku telah mengenalmu jauh dari rasa ini mengenalmu,
aku tahu siapa engkau jauh sebelum rasa ini tahu akan kau,
dan aku tahu tentang rasa mu jauh sebelum rasa ini tahu akan rasa nya,


hai kau rasa,
selalu egois akan kepentinganmu,
hai kau rasa,
egois mu selalu menyiksa hati kecil akan tempatmu,

rasa,
kau kenalkan aku pada satu keputusan yang salah,
memiliki rasa padamu bukanlah pilihan baik,
ku mengenalmu dan kau mengenalku,
dan ku tahu kau menganggapku layaknya seorang saudara,

rasa,
bisakah kau untuk berhenti mendiskriminasi hatiku?
bisakah kau dengar rintihan tangis dari hatiku?

rasaku,
rasamu,
dan rasanya takkan pernah bisa disatukan,,

engkau wahai fulan

Engkau wahai fulan. . .


Telingamu bukan untuk mendengar

Matamu bukan untuk melihat

Lidahmu bukan untuk berucap

Kau gunakan semua diluar guna yang diberikan penciptamu,


Engkau wahai fulan. . . .


Tatalah hatimu sebelum hatimu penuh perdu penyakit hati,
Tatalah hatimu sebelum perdu itu menjadi semak belukar yang tak dapat tertata

padang-pasaman-padang

march 17, 2012 08.30 wib

bismillah, sebuah perjalanan sehari bersama ULTIMATE dimulai, walaupun cuma bersembilan. tujuan utamanya sih buat menjenguk salah satu bagian dari UTM kak dhita yang kebetulan dari hari rabu 7 maret kemaren masuk rumah sakit gara-gara nyamuk nakal yang haus darah.

dikomandoi atuk sebagai sopir yang ditemani jeje keneknya kami melaju dengan kecepatan entah berapa. dan perjalanan ini semakin sangat tidak mengasyikkan karna ditemani musik angkot, oh no, gak ada musik lain apa di mobil rentalan ni? rio yang emang dasarnya gak bisa diem makin ribut gara-gara musik, dan semakin membising.

disepanjang perjalan mencari toko yang ada jual mp3 di pagi hari emang susah, susaaaaaahhhh banget sampai akhirnya kami menemukannya di sepanjang pasar tiku. akhirnyaaa derita yang diakibatkan musik angkot ini berakhir jua. wait!! belum berakhir, ini baru saja akan mulai [lagi], readingnya lamaa banget, dan akhirnya satu, dua lagu bernyanyi dengan mulus sampai yang ketiga kesandet dan mulai loncat-loncat sebelum memfinishkan lagunya, rio mulai membising lagi dengan keadaan ini. dan perjalanan ini kami lalui dengan lagu itu-ka-itu-se dan celotahan rio, jeje, arif, nois.

atuk melaju layaknya seorang pembalap profesional, setsetset nyalip truk, dan kendaraan lain dengan mulusnya, dukdukduk injak lobang dengan mulusnya, terbangterbangterbang melewati jalan bergelombang dengan mulus, saking mulusnya lupa ada makhluk di kursi belakang yang teraniaya dari tadi. lagi-lagi rio membising.

11.30 wib
akhirnya kami menginjakkan kaki dirumah tekyen, bita yang udah dari tadi kebelet akhirnya menyerbu kebelakang. menikmati sirup merah yang disajikan dan biskuit selai kacang dan cokelat, kami rehat sejenak. perjalanan dilanjutkan dengan penyanderaan kotak biskuit selai kacang dan cokelat tersebut. menikmati pemandangan perkebunan sawit dan jagung di kiri kanan jalan, melewati jalan mendaki dan menurun dengan kecepatan "sedang" kayak naik roller coaster. setidaknya musik yang menemani mulai menunjukkan niat baik pada kami.

13.30 wib
akhirnya kami sampai di simpang bandarejo setelah bertanya-tanya kesana-kemari. kami di jemput oleh dita, what?? wait, dia bukan dita. bukaaaannn, dia dati kembarannya dita. dan rio dengan antusiasnya menyakinkan bahwa itu dita bukan dati, beralibikan kacamata bingkai besarnya, dan kami pun heboh membahas yang mana dita dan yang mana dati. sesampainya dirumah dita, perdebatan antara yang mana dita dan yang mana dati belum selesai juga. ckckck

dijamu dengan sirup melon kami merehatkan badan kembali, jeje membuka pembicaraan dengan pertanyaan polos "lah bisa tagak dit?", gubraakk!! pertanyaan yang memancing penyerangan bertubi-tubi untuk membolokkan jeje yang diketuai rio. sungguh, makhluk yang satu itu beneran polos atau apa lah namanya.

merasa badan udah mulai enakkan, kami beranjak untuk menghadap kepada sang khalik, secara udah lewat waktu solat beberapa menit yang lalu.

kelar solat, kami dituntun ke hadapan nasi ramas. tampang-tampang beringas mulai terpampang diwajah masing-masing orang. melahap hidangan dengan brutal sampai habis, kami pun beralih kembali ke ruang tengah untuk menurunkan makanan pada tempatnya.




14.45 wib
saya dan tia mulai heboh minta pulang, dan akhirnya setelah berpamitan dan bersalam-salaman kami melanjutkan perjalanan balik ke padang. entah mengapa, CD nya sekarang mulai bersahabat. perjalanan pulang dengan mobil disulap menjadi tempat karaoke berjalan pun dimulai, lalalalala senandung suara para bintang menggema di dalam mobil. semakin membahana dengan lantunan lagu patah hati.

17.30 wib
kami terdampar dipantai tiku, bukan terdampar sih tepatnya tapi memang sudah diniatkan begitu. *hahahahah* subhanallah, amazing!! pantai ini bener-bener bagussss. cantiiikkk dengan balutan awan putih dan langit biru, serta hamparan pasir putih disepanjang bibir pantai dan tidak ketinggalan matahari sore menyinari kami dengan hangatnya. speechless liatnya, kalap liat pantai langsung berlari menyerbu ke pantai.

sore di pantai tiku kami habiskan dengan mengabadikannya lewat foto-foto, sayang di sayang waktu tak mengijinkankami untuk berlama-lama di pantai tiku, akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan ke padang.

18.00 wib
perjalanan pulang yang melelahkan dan menginspiring tersebut dilanjutkan, walaupun lelah namun semangat berkaraoke tidak berhenti. sepanjang perjalanan pulang kami lalui dengan nyanyian, canda gurau dan berbagai plesetan kosakata yang di lontarkan. tak hanya itu, jiwa kenek jeje membahana hingga niat usilnya pun muncul. jadilah jeje sesekali meneriakkan "padang padang padang" kepada orang-orang yang ditemui berdiri di sepanjang jalan. khususnya para perempuan dengan logat solok-nya. ckckck

21.00 wib
akhirnya saya menginjakkan kaki di rumah, niat ikut melanjutkan rute ke siti nurbaya saya urungkan mengingat malam sudah terlalu larut walaupun saya harus "galau" dengan godaan-godaan dari UTM.








sebuah anugerah terindah yang pernah Engkau berikan padaku, Kau tunjukkan aku pada jalan yang mempertemukanku dengan orang-orang luar biasa, Makhluk sempurna yang menghiasi sebagian perjalan dalam hidupku, yang mewarnai film-film kehidupanku.....
(ima syamun)

a sweet trip to a beautiful engraved on my heart..

Sabtu, 17 Maret 2012

museum doraemon


awal lihat berita ini di stasiun TV saya langsung mencak-mencak kegirangan, akhirnya ada museum doraemon. ya walaupun saya belum pasti kapan akan menginjakkan kaki disana, yang penting saya bahagia dapt kabar seperti itu.

mari kita coba intip sedikit tentang museum ini,

museum yang didirikan di pinggiran kota Tokyo, jepang ini memang tidak sepenuhnya berisikan tentang doraemon saja, namun doraemon juga harus berbagi tempat dengan penciptanya Fujiko F. Fujio.

Museum tersebut menampilkan 50 ribu benda yang mayoritas merupakan lukisan asli, meja, dan barang-barang lain yang digunakan Fujio sampai ia wafat pada 1996.

selain itu juga terdapat bioskop kecil dan toko kopi pada museum tersebut.

Tiba dari masa depan ke masa sekarang, Doraemon dikirim untuk membantu seorang siswa bernama Nobita agar hidupnya tidak mengalami kegagalan dan kesedihan. Untuk menolong Nobita, Doraemon terkadang menggunakan benda-benda dari masa depan untuk menyelesaikan masalah Nobita. Beberapa episode dari serial Doraemon juga mengajarkan soal nilai-nilai moral.

Serial kartun Doraemon dialihbahasakan ke lebih dari 30 bahasa dan masih tersohor di beberapa negara. Doraemon terpilih sebagai tokoh kartun duta budaya Jepang pada 2008.

Meski Fujio terkenal dengan Doraemon, museum itu juga menyajikan beberapa karya Fujio lainnya, seperti "Obake no Q-taro", sosok hantu yang usil.

Museum itu mulai dibuka untuk umum pada 3 September 2011.

Hanya dalam waktu dua jam saja, tiket masuk sudah habis terjual!
Tiket untuk dewasa dijual seharga 1000 yen atau sekitar Rp 111000, untuk pelajar menengah dan atas sebesar 700 yen atau sekitar Rp 77700 dan anak-anak usia empat tahun ke atas 500 yen atau Rp 55500.

Masuk ke dalam ruangan Museum Doraemon membuat pengunjung kagum. Bangunan ini dibuat modern sehingga orang-orang yang datang pun merasa nyaman.

Koleksi Fujiko terpampang di dinding dan di rak-rak khusus. Komik-komik miliknya boleh dibaca oleh 
semua pengunjung.

Mulai dari komik pertama hingga terbitan yang terakhir. Keren! Museum dirancang terdiri dari tiga lantai. 

Selain tempat pameran koleksi museum, terdapat pula replika (tiruan) studio kerja Fujio, teater kecil untuk menampilkan film animasi Doraemon, toko, dan restoran. 


Namun, untuk mampir ke museum tersebut, pengunjung harus melakukan pemesanan terlebih dahulu. Pemesanan juga bisa dilakukan melalui website : http://fujiko-museum.com/english/

sumber:
http://www.tempo.co/read/news/2011/08/23/125353155/Museum-Doraemon-Dibuka-di-Tokyo
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10256495
http://fujiko-museum.com/english/
http://www.hai-online.com/Kidnesia/Sekitar-Kita/Pengetahuan-Umum/Yihi-Museum-Doraemon

3,5

teringat kejadian selepas ujian tengah semester kelar, ada-ada aja yang kejadian.

ujian kuanti yang persiapannya sama sekali bisa dibilang "iyueah" tapi kertas ujian alhamdulillah ada coretannya semua, *hahaha* 
sesuai dengan penjarkoman hari sebelumnya, kelar ujian langsung menuju perpus lantai EMPAT buat bicarain kuliah lapangan KBA. entah siapa pencetus pertama kali rapat dilantai 4 (_ _"), yang pasti tu orang berjasa banget bikin orang seangkatan berolahraga *hosh*

nyampe dilantai 4 dengan keadaan napas sengal-sengal, atu-atu keluarnya tapi berebutan, ni orang-orang pada ramai huhahuhah*baca: kepedasan* saya tertarik dan mulai mengendus ada apa yang terjadi. selidik punya selidik akhirnya saya menemukan dalang dari semua ini. mencari aiai sang pembawa "sesuatu" dan menggerebeknya, saya disodorkan dengan makanan semacam keripik yang bumbunya berwarna merah. saya lupa namanya apa, yang penting ni makanan rasanya kayak apa kok sampai pada banyak yang menitikkan air mata. seperti adu nyali, katanya ni ripik pedesnya ruaaarrr biasa. dengan sok-nya beralibikan "tahan makanan pedas" saya merauk ripik tersebut "agak" banyak, dan saya mengakui kali ini makanan ini tidak lulus sensor. mericanya ganas gilaakk bikin air mata turun mengalahi derasnya peluh.

fyuuuhhhh..

kelar rapat KL yang lumayan dipenuhi dengan intrik-intrik, saya, sheo, ela, aiai, ciwel, ijot, cicit beranjak menuju kontrakan ela,ijot dan cicit. tapi seketika parkiran perpus saat itu juga disulap menjadi arena latihan bawa motor. awalnya bermula dari ijot yang kepengen banget ngerasain bawa motor kopling, dilanjutkan dengan keinginan yang sama dari ela. ciwel yang gak bisa bawa motor sama sekali pun gak tinggal diem, ikutan belajar bawa motor matic, saya pun  jadi iktu-ikutan unjuk keberanian. alhasil satpam perpus geleng-geleng kepala liat kami.

pendek cerita sampe dikontrakan, beberapa orang tumbang gara-gara kepanasan dan kecapaian, maklum kota padang lama-lama suhunya makin gak bersahabat. sebagian lagi pada ngumpul sambil cerita-cerita dan berkembang jadi ngegosip. tapi ujung-ujungnya satu per satu mulai menjamahkan kepalanya ke bantal.

TENG, jam menunjukkan pukul 13.30. dengan brutalnya kami-kami yang sedang enak dibuai angin siang dibangunkan secara paksa, tuntutan janji pukul 14.00 menggerakkan kami buat sholat dan bersiap-siap.

sedikit ada masalah dengan jumlah orang yang pergi dengan jumlah kendaraan yang akan mengangkut kami. perdebatan panjang terjadi, yang beginilah yang begitulah sampai pada akhirnya tiga setengah keluar,,

"ai, buat apa kamu pusing nyuruh fadel kesini dan tuker eva sama mimi. kan kita udah pas mah tiga setengah, berarti ada satu orang yang gak ada bocengan dan mimi tinggal di kos."

aiai yang udah pusing sendiri dengan penjelasannya menganggukkannya, dan berangkat dengan mila buat naik angkot. tapi belum beberapa langkah mereka balik lagi,

"kalian yang tinggal berapa orang? emang muat sama 3 motor?"

"muat nyo ai" jawab seseorang sambil berhitung.

"eh, kita bertujuh ya? mana muat sama tiga motor ya?"

hahahahaha
gara-gara perhitunga 3.5 jadi kekurangan motor deh,
zzzzzz

Selasa, 13 Maret 2012

kimono

yap.
hari ini pengen posting tentang kimono, baju yang selalu bikin saya tidak bisa mengatupkan mulut saya walaupun udah berkali-kali melihatnya. cantik, anggun, sopan, tertutup, rapi dan blablabla waktu saya lihat seseorang menggunakan pakaian tradisional jepang ini. *fyuh*

mari kita korek-korek tentang kimono

Kimono adalah pakaian tradisional negara Jepang untuk pria dan wanita yang sudah ada sejak jaman dahulu kala. Baru pada jaman Edo, kimono mengalami perubahan yang sampai sekarang masih dipertahankan, yaitu lengan kimono yang sedikit lebih panjang bagi wanita yang belum menikah dan obi (sabuk lebar untuk mengencangkan kimono) yang semakin besar.

Kimono berasal dari kata Ki yang berarti mengenakan, dan Mono yang berarti pakaian. Jadi arti kimono adalah mengenakan pakaian. Gampang juga ya?

Tapi kalo soal harga dan cara bikinnya, kimono gak ada gampangnya. Kimono yang berbahan dasar sutra bisa dihargai Rp 50 juta keatas, bahkan ada yang sampai Rp 300 juta untuk satu set lengkap bersama obi, geta (sendal khusus kimono) dan aksesoris lainnya. Cara memakainya pun tidak sembarangan dan ada namanya sendiri, yaitu Kitsuke.

- Peran Kimono Dalam Budaya Jepang

  Mengingat cara mengenakan kimono yang rumit dan harga kain tradisional untuk kimono yang mahal, kimono hanya dikenakan orang-orang Jepang zaman sekarang, baik pria maupun wanita, serta anak-anak sewaktu menghadiri acara-acara istimewa seperti hari-hari besar setempat atau mengikuti kegiatan seni dan olah raga yang bersifat tradisional.

  Wanita yang sudah genap berusia 20 tahun tidak akan mau melewatkan kesempatan memakai kimono Furisode yang paling indah untuk menghadiri upacara Seijin Shiki. Begitu pula orang tua dan kakek-nenek merasa berkewajiban untuk mendandani anak-anaknya memakai kimono pada perayaan anak-anak yang berusia 7, 5 dan 3 tahun yang disebut Hichi-go-san. Selain itu, kimono banyak dikenakan oleh orang-orang yang bergerak dalam bidang industri jasa dan pariwisata, seperti pelayan wanita di restoran khas Jepang (ryotei) dan pegawai penginapan khas Jepang (ryokan).
 
- Sejarah Kimono

  1. Zaman Jomon dan Zaman Yayoi

  Pada zaman ini kimono berbentuk baju terusan. Dari penggalian arkeologis tumpukan kulit kerang peninggalan zaman Jomon ditemukan Haniwa (barang-barang kecil dari tembikar yang dikubur untuk menemani perjalanan arwah ke alam lain) yang mengenakan pakaian atas yang disebut Kantoi (貫頭衣).

  Menurut Gishiwajinden (buku sejarah yang ditulis orang Tiongkok mengenai tiga negara), pakaian untuk laki-laki adalah sangatlah sederhana, sehelai kain yang diselempangkan secara horizontal pada badan seperti pakaian pendeta Buddha, dan sehelai kain yang dililitkan di kepala. Pakaian wanita disebut Kantoi yang berupa sehelai kain yang ditengah-tengahnya dibuat lubang untuk memasukkan kepala dan tali yang digunakan sebagai pengikat di bagian pinggang.

  Masih menurut catatan Gishiwajinden, kaisar wanita bernama Himiko dari Yamataikoku (sebutan untuk Jepang zaman dulu) "selalu mengenakan pakaian Kantoi berwarna putih." Pakaian rakyat biasa dari serat rami sedangkan orang yang berkedudukan mengenakan kain sutera.

  2. Zaman Makam Kuno

  Pakaian pada zaman ini mendapat pengaruh dari daratan Tiongkok, yakni terdiri dari dua potong pakaian: atas dan bawah. Haniwa mulai mengenakan baju atas seperti mantel yang dipakai di atas Kantoi, dan rok yang dililitkan di pinggang sebagai bawahannya. Haniwa yang ditemukan juga ada yang mengenakan celana berpipa lebar seperti Hakama sebagai bawahannya.

  Jahitan mulai dikenal pada zaman ini. Agar Kantoi lebih mudah dipakai, di bagian depan dibuatkan bukaan dan lengan baju bagian bawah mulai dijahit. Baju atas kemudian dibagi menjadi dua jenis kerah, yaitu:

    * baju atas berkerah datar sampai persis di bawah leher (Agekubi)
    * baju atas dengan kerah berbentuk huruf "V" (Tarekubi) yang dipertemukan di bagian dada.

  3. Zaman Nara

  Aristokrat zaman Asuka yang bernama Pangeran Shotoku menetapkan dua belas strata jabatan dalam istana kaisar (Kan-i Junikai) yang dibeda-bedakan menurut warna hiasan penutup kepala (Kanmuri). Di dalam kitab hukum yang disebut Taiho ritsuryo, juga tercantum peraturan mengenai busana misalnya jenis-jenis pakaian resmi, pakaian pegawai istana, dan pakaian seragam yang dikenakan di dalam istana kaisar.

  Pakaian formal untuk pejabat sipil (Bunkan) dijahit di bagian bawah ketiak, sedangkan pakaian formal untuk pejabat militer (Bukan) tidak dijahit di bagian bawah ketiak agar bebas dalam bergerak.

  Menurut beberapa politikus legendaris yang salah satunya bernama Ononoimoko yang pernah menjabat sebagai Kenzui-shi (utusan Jepang untuk Dinasti Sui), busana dan aksesori pada zaman ini banyak dipengaruhi budaya Tiongkok yang mengalir masuk ke Jepang.

  Sejak tahun 719, cara memakai kimono untuk pria maupun wanita mengalami perubahan. Bila dilihat dari depan, kerah bagian kanan harus dipertemukan di atas kerah bagian kiri. Cara ini merupakan kebalikan dari cara sebelumnya, yakni kerah bagian kiri harus di atas kerah bagian kanan.

  Kuatnya pengaruh budaya Dinasti Tang juga membuat populer baju berlengan sempit yang disebut Kosode yang dikenakan sebagai pakaian dalam.

  4. Zaman Heian

  Menurut aristokrat bernama Sugawara Michizane, penghapusan Kentoshi (utusan Jepang untuk Dinasti Tang) memicu pertumbuhan budaya lokal yang ditandai dengan ketetapan resmi tata cara berbusana dan standarisasi protokol untuk upacara-upacara formal. Sayangnya hal ini berakibat pada semakin rumitnya gaya pakaian zaman Heian. Wanita pada zaman Heian mengenakan pakaian berlapis-lapis yang disebut Junihitoe. Menurut catatan, pakaian formal untuk pejabat militer (Bukan) juga kehilangan sifat kepraktisannya.

  Pada zaman itu, pejabat pria mempunyai tiga jenis pakaian, yaitu:

    * pakaian upacara resmi berupa setelan lengkap yang disebut Sokutai
    * pakaian untuk tugas resmi sehari-hari (Ikan) yang dibuat sedikit lebih ringan dari Sokutai
    * pakaian untuk kesempatan pribadi disebut Noshi yang sepintas lalu terlihat mirip dengan pakaian jenis Ikan.

  Rakyat biasa mengenakan pakaian yang disebut Suikan atau Kariginu (bahasa Jepang: 狩衣 scara harafiah: "baju berburu"). Di kemudian hari, kaum aristokrat menjadikan Kariginu sebagai pakaian sehari-hari. Kaum samurai (Bushi) juga kemudian menggemari Kariginu.

  Kaum samurai mengambil alih kekuasaan dan menjadikan bangsawan istana terasing dari dunia politik. Pakaian yang merupakan simbol status bagi bangsawan istana beralih menjadi simbol status kamu samurai.

5. Zaman Kamakura dan Zaman Muromachi

  Kekuasaan pemerintahan beralih ke tangan para samurai di zaman Sengoku. Prajurit samurai mengenakan pakaian bernama Suikan, yang perlahan-lahan berubah menjadi pakaian yang disebut Hitatare yang kemudian pada zaman Muromachi dijadikan pakaian resmi kaum samurai.

  Pada zaman ini muncul kimono yang disebut Suo (素襖) yang berciri khas lambang keluarga dalam ukuran besar (Daimon) di 8 tempat. Suo adalah sejenis Hitatare yang tidak menggunakan kain pelapis di dalam.

  Penyederhaan pakaian kaum samurai terus berlanjut. Di zaman Edo, pakaian kaum samurai disederhanakan menjadi setelan yang sampai saat ini terkenal dengan sebutan Kamishimo(裃), yang terdiri dari baju atas yang disebut Kataginu (肩衣) dan celana Hakama.

  Pakaian wanita pada zaman ini juga menjadi lebih sederhana. Rok bawah yang disebut Mo (裳) berubah menjadi celana Hakama, sebelum akhirnya menghilang sama sekali dan digantikan oleh kimono model terusan. Sewaktu memakai Kosode (pakaian dalam), kain yang disebut Koshimaki dan Yumaki digunakan sebagai kain penutup pinggang. Kosode yang lebih panjang dipakai untuk melapisi Kosode yang berfungsi sebagai pakaian dalam, dengan maksud agar Kosode yang dikenakan sebagai pakaian dalam terlihat dari luar.

  6. Zaman Edo Periode Awal

  Sebagai pakaian yang merupakan simbol budaya orang kota yang mengikuti tren, Kosode menjadi semakin populer di kalangan masyarakat.

  Zaman Edo adalah zaman keemasan panggung-panggung sandiwara seperti Kabuki. Penemuan cara penggandaan lukisan berwarna-warni yang disebut Nishikie atau Ukiyoe mendorong semakin banyaknya orang yang bisa melihat gambar-gambar pemeran Kabuki dengan pakaian kimono yang gemerlap. Pakaian orang kota cenderung menjadi semakin mewah untuk meniru pakaian yang dikenakan pemain Kabuki.

  Untuk mengatasi kecenderungan orang kota yang berpakaian semakin bagus dan menjauhi norma-norma Konfusianisme, pemerintah Bakufu secara bertahap memaksakan Kenyakurei, yakni norma kehidupan sederhana yang pantas. Pemaksaan ini gagal karena keinginan rakyat untuk berpakaian bagus tidak bisa dibendung. Tradisi upacara minum teh (Chanoyu) yang telah berurat berakar juga menjadi sebab kegagalan Kenyakurei. Upacara minum teh yang dihadiri dengan memakai kimono yang sedapat mungkin harus tampak sederhana ternyata sebetulnya berharga mahal.

  Pada masa ini mulai dikenal tali pinggang yang disebut Kumihimo dan gaya mengikat Obi di punggung yang bertahan hingga zaman sekarang.

  7. Zaman Edo Periode Lanjut

  Politik isolasi (Sakoku) membuat terhentinya impor benang sutera. Industri benang sutera dalam negeri pun tumbuh pesat pada periode ini. Setelah berhasil mengendalikan produksi benang sutera, pemerintah Bakufu kembali berusaha kembali memaksakan cara berpakaian dan gaya potongan rambut yang sesuai dengan kelas-kelas di dalam masyarakat. Kali ini pemerintah Bakufu berhasil memaksakan keinginannya. Bahan pakaian orang kota tidak lagi dibuat dari kain sutera yang dikontrol oleh pemerintah, melainkan dari kain katun atau kain serat rami. Hal ini ternyata menumbuhkan kreativitas masyarakat agar kimono yang dibuat dari kain katun atau serat rami terlihat bagus dipakai.

  Pakaian wanita yang disebut Tamoto (袂) menjadi populer di kalangan rakyat banyak. Tamoto merupakan bentuk awal dari kimono jenis Furisode yang dipakai sebagai baju pengantin wanita.

  8. Zaman Meiji dan Zaman Taisho

  Pada zaman Meiji, orang-orang dari golongan bangsawan istana berlomba mengganti kimono dengan pakaian ala Barat supaya tidak dianggap kuno. Walaupun demikian, orang-orang kota yang ingin melestarikan tradisi estetika keindahan secara turun temurun tidak menjadi terpengaruh. Orang-orang kota tetap berusaha mempertahankan kimono dan tradisi asli yang dipelihara sejak zaman Edo.

  Setelah peraturan pemakaian benang sutera dinyatakan tidak berlaku lagi, kimono untuk wanita mulai dibuat dari berbagai macam jenis kain. Pada saat yang bersamaan, industri pemintalan benang sutera didirikan di banyak tempat di Jepang. Sesuai pesatnya perkembangan industri pemintalan, berkembang pula industri tekstil yang menggunakan benang sutera. Produk industri tekstil pada zaman ini adalah berjenis-jenis kain sutera seperti silk crepe, rinzu, omeshi, dan meisen.

  Teknik pencelupan kain juga berkembang dengan cepat seiring dengan tersedianya berjenis-jenis kain yang dapat diproses. Pada zaman ini mulai dikenal teknik yang disebut Yuzen (友禅), yakni menggambar dengan kuas untuk menghasilkan motif (biasanya berbentuk bunga-bunga) di atas kain kimono.

  Kain sutera dengan motif garis-garis dan susunan gambar yang sangat rumit dan halus yang sudah populer sejak zaman Edo ternyata masih populer di antara kalangan atas sebagai pakaian terbagus yang cuma dipakai pada kesempatan istimewa. Pada saat yang sama, kain sutera hasil tenunan benang berwarna-warni hasil pencelupan juga disukai banyak orang.

  Tidak lama setelah pakaian impor dari Barat mulai mengalir ke Jepang, penjahit-penjahit lokal mulai bisa membuat pakaian ala Barat. Sejak saat itu, istilah Wafuku mulai dipakai untuk membedakan pakaian yang selama ini dipakai orang Jepang dengan pakaian dari Barat. Pada masa-masa awal orang Jepang mulai mengenakan pakaian ala Barat, orang-orang kalangan atas mengenakan pakaian ala Barat yang dipinjam dari toko-toko yang menyewakan pakaian ala Barat.

  Di zaman Meiji, sebagian besar orang laki-laki masih memakai kimono untuk pakaian sehari-hari. Pakaian ala Barat berupa setelan jas menjadi populer sebagai pakaian formal pria untuk keluar rumah.

  Seragam militer dikenakan oleh laki-laki yang mengikuti dinas militer, sedangkan model seragam sekolah anak laki-laki ditiru dari model seragam tentara angkatan darat. Seragam anak sekolah juga menggunakan model kerah berdiri yang mengelilingi leher dan tidak jatuh ke pundak (stand-up collar) persis model kerah seragam tentara.

  Wanita Jepang pada zaman Meiji semuanya masih mengenakan kimono, kecuali wanita bangsawan dan guru wanita yang bertugas mengajar anak-anak perempuan.

  Pada zaman Taisho periode lanjut, seiring dengan kebijakan pemerintah yang memiliterisasi seluruh negeri, seragam anak sekolah perempuan yang selama ini berupa Andon Hakama (kimono dengan celana Hakama) diganti dengan pakaian ala barat yang disebut Serafuku, yakni setelan rok dan baju blus yang mirip yang sering dipakai oleh pelaut.

  9. Zaman Showa

  Di zaman perang, pemerintah membagi-bagikan pakaian seragam untuk penduduk laki-laki. Pakaian seragam untuk laki-laki disebut Kokumin fuku, sedangkan pemerintah memaksa para wanita untuk memakai Monpei (celana panjang untuk kerja yang berkaret di bagian pergelangan kaki).

  Wanita Jepang hampir tidak mempunyai kesempatan untuk memakai kimono sewaktu zaman perang. Walapun begitu, sebenarnya Monpei bisa dikatakan merupakan salah satu jenis dari Hakama, semacam celana yang dikenakan bersama kimono.

  Perang Dunia II berakhir dengan kekalahan Jepang. Wanita Jepang merasa lega karena perang sudah berakhir dan kembali terpikat pada keindahan kimono. Tapi zaman cepat berganti, kimono tidak mungkin menandingi kepopuleran pakaian ala Barat yang praktis untuk dipakai sehari-hari, sehingga jumlah orang Jepang yang memakai kimono menjadi berkurang sedikit demi sedikit.

  Walaupun demikian, sampai sekitar tahun 1965 masih terlihat banyak sekali wanita Jepang yang memakai kimono sebagai pakaian sehari-hari. Pada saat itu kepopuleran kimono menjadi terangkat kembali dengan diperkenalkannya kimono indah berwarna-warni dari bahan wol. Kimono dari bahan wol disukai wanita Jepang zaman itu sebagai pakaian untuk kesempatan santai.

  Pedagang kimono risau dengan kejatuhan popularitas kimono dari kain sutera yang dianggap tidak praktis untuk pakaian sehari-hari. Demi kelangsungan bisnis, pedagang kimono mencari berbagai macam cara untuk meningkatkan jumlah penjualan barang. Salah satu caranya adalah dengan memasyarakatkan "peraturan mengenakan kimono" yang disebut Yakusoku. Peraturan yang sengaja dibuat-buat untuk mendikte pembeli bahwa kimono jenis tertentu hanya cocok dengan aksesori tertentu ternyata tidak mengena di hati konsumen. Walaupun pedagang sudah melakukan promosi kimono secara besar-besaran, di dalam masyarakat Jepang telanjur terbentuk opini bahwa "memakai kimono itu ruwet." Orang Jepang pun semakin menjauh dari kimono. Akibatnya, industri tekstil yang menghasilkan bahan kain untuk kimono (Tanmono) satu per satu menjadi bangkrut.

  Sekarang sudah tidak bisa ditemui lagi laki-laki yang memakai kimono sebagai pakaian sehari-hari di rumah, padahal sampai tahun 1960-an masih banyak terlihat pemandangan laki-laki berkimono di rumah (bahkan masih bisa dilihat pada gambar-gambar Manga terbitan tahun 1970-an).

  Saat ini tidak begitu banyak lagi laki-laki Jepang yang memakai kimono, kecuali Samue (作務衣) yang dipakai sebagai baju kerja.

- Kimono Wanita

  Kimono untuk wanita terdiri dari berbagai jenis yang semuanya sarat dengan simbolisme dan isyarat-isyarat terselubung. Pilihan jenis kimono tertentu bisa menunjukkan umur si pemakai, status perkawinan (masih lajang atau sudah menikah), dan tingkat formalitas dari acara yang dihadiri.

Jenis-jenis kimono wanita disusun menurut tingkatan formalitas, mulai dari kimono yang paling formal hingga kimono santai:

    * Tomesode

Tomesode adalah jenis kimono yang paling formal, umumnya berwarna hitam dan hanya dikenakan oleh wanita yang sudah menikah. Tomesode yang berwarna hitam disebut Kurotomesode. Pada kimono jenis Tomesode terdapat lambang keluarga (kamon) si pemakai. Lambang keluarga bisa terdapat 1, 3, atau 5 tempat (bagian punggung, bagian lengan, dan bagian dada) seusai dengan tingkat formalitas kimono. Ciri khas Tomesode adalah motif yang indah pada suso (bagian bawah sekitar kaki). Tomesode dikenakan untuk menghadiri resepsi pernikahan, pesta atau acara-acara yang sangat resmi.

    * Furisode

Furisode adalah kimono formal untuk wanita muda yang belum menikah. Ciri khas Furisode pada bagian lengan yang sangat lebar dan menjuntai ke bawah. Bahan berwarna-warni cerah dengan motif mencolok di seluruh bagian. Furisode dikenakan pada waktu menghadiri upacara "Seijin Shiki" (hari menjadi dewasa), menghadiri resepsi pernikahan teman, upacara wisuda atau kunjungan ke kuil Shinto di hari-hari awal Tahun Baru (Hatsumode).

    * Homongi

Homongi (bahasa Jepang: 訪問着, secara harafiah: baju untuk berkunjung) adalah kimono formal untuk wanita yang sudah menikah atau wanita dewasa yang belum menikah. Homongi dikenakan wanita yang sudah menikah untuk menghadiri resepsi pernikahan, pesta-pesta resmi, Tahun Baru, atau upacara minum teh.

    * Iromuji

Iromuji kimono semiformal yang bisa dijadikan kimono formal jika mempunyai lambang keluarga (kamon). Lambang keluarga bisa terdapat 1, 3, atau 5 tempat (bagian punggung, bagian lengan, dan bagian dada) seusai dengan tingkat formalitas kimono. Bahan umumnya tidak bermotif dan berwarna merah jambu, biru muda, kuning muda atau warna-warna lembut lainnya. Iromuji dikenakan untuk menghadiri pesta pernikahan atau upacara minum teh.

    * Tsukesage

Tsukesage adalah kimono semi formal untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Menurut tingkatan formalitasnya, Tsukesage hanya setingkat dibawah Homongi. Tsukesage biasa dikenakan untuk menghadiri pesta pernikahan, pesta resmi, Tahun Baru, atau upacara minum teh yang sifatnya tidak begitu resmi.

    * Komon

Komon adalah kimono santai untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Ciri khas pada motif sederhana yang kecil-kecil yang berulang. Komon bisa dikenakan untuk menghadiri pesta alumni, makan malam, bertemu dengan teman-teman, atau menonton pertunjukan di gedung.

    * Tsumugi

Tsumugi adalah kimono santai untuk dikenakan sehari-hari di rumah oleh wanita yang sudah atau belum menikah, walaupun boleh juga dikenakan untuk keluar rumah seperti berbelanja dan jalan-jalan. Ciri khas Tsumugi pada bahan yang merupakan bahan tenunan sederhana dari katun atau benang sutera kelas rendah yang tebal dan kasar sehingga kimono jenis ini tahan lama. Pada zaman dulu, Tsumugi digunakan untuk bekerja di ladang.

    * Yukata

Yukata adalah jenis kimono santai yang dibuat dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis yang dipakai untuk kesempatan santai di musim panas.

- Pakaian Pengantin Wanita

Pakaian pengantin wanita tradisional Jepang (Hanayome Isho) terdiri dari Furisode dan Uchikake (sejenis mantel yang dikenakan di atas Furisode). Hanayome Isho dikenakan pengantin wanita pada saat upacara dan resepsi pernikahan.

Furisode khusus pengantin yang merupakan bagian dari Hanayome Isho berbeda dengan Furisode yang dikenakan wanita muda yang belum menikah. Furisode khusus pengantin mempunyai motif-motif yang dianggap dapat mengundang keberuntungan seperti burung Jenjang (burung Tsuru), dan berwarna lebih cerah dibandingkan dengan Furisode biasa.

Shiromuku adalah pakaian pengantin wanita tradisional Jepang yang berupa Furisode yang berwarna putih bersih dan tidak bermotif.

- Kimono Pria

Kimono pria jauh lebih sederhana dibandingkan dengan kimono wanita. Kimono pria didominasi warna-warna gelap seperti hijau tua, coklat tua, biru tua, dan hitam.

    * Setelan Montsuki dengan Hakama dan Haori.

Kimono pria yang paling formal disebut Montsuki yang di bagian punggungnya terdapat lambang keluarga (Kamon) si pemakai. Bawahan yang digunakan untuk Montsuki adalah celana panjang Hakama, sedangkan mantelnya disebut Haori.

Montsuki yang dipakai lengkap dengan Hakama dan Haori juga berfungsi sebagai pakaian pengantin pria. Selain sebagai pakaian pengantin pria, Montsuki lengkap dengan Hakama dan Haori hanya dikenakan pada waktu menghadiri upacara yang sangat resmi, seperti resepsi pemberian penghargaan dari Kaisar/pemerintah.

    * Ki Nagashi

Ki Nagashi adalah kimono santai untuk dipakai sehari-hari yang dikenakan pria untuk keluar rumah pada kesempatan tidak resmi. Bahannya bisa terbuat dari katun atau bahan campuran. Ki Nagashi banyak dikenakan pemeran Kabuki pada saat latihan atau guru tari tradisional Jepang pada saat mengajar.
8. Aksesori dan Pakaian Pelengkap untuk Kimono

    * Hakama

Hakama adalah semacam celana panjang yang dikenakan pria yang juga terbuat dari bahan berwarna gelap. Hakama berasal dari daratan Tiongkok dan mulai dikenal sejak zaman Asuka. Hakama umumnya dikenakan pendeta kuil Shinto . Di kalangan olah raga tradisional Jepang seperti Kendo dan Kyudo, Hakama dikenakan baik oleh laki-laki maupun perempuan.

    * Geta

Geta adalah sandal dari kayu yang dilengkapi dengan hak. Geta berhak tinggi dan tebal yang dipakai oleh Maiko disebut Pokkuri

    * Junihitoe

Junihitoe adalah kimono 12 lapis yang dipakai oleh wanita Jepang zaman dulu di istana kaisar.

    * Kanzashi

Kanzashi adalah hiasan rambut seperti tusuk konde yang disisipkan ke rambut sewaktu memakai kimono.

    * Obi

Obi adalah sabuk dari kain yang seperti stagen yang dililitkan ke badan pemakai untuk mengencangkan kimono

    * Tabi

Tabi adalah kaus kaki sepanjang betis yang dibelah dua pada bagian jari kaki untuk memisahkan jempol kaki dengan jari-jari kaki yang lain. Tabi dipakai sewaktu memakai sandal, walaupun ada Tabi dari kain keras yang dapat dipakai begitu saja seperti sepatu bot.

    * Waraji

Waraji adalah sandal dari anyaman tali jerami.

    * Zori

Zori adalah sandal tradisional Jepang yang bisa terbuat dari kain atau anyaman sejenis rumput (Igusa).
Banyak orang tidak tahu kalau kimono itu banyak jenisnya, sesuai dengan tingkat formalitas dan status pemakainya.

Uchikake (打掛) adalah kimono formal yang berwarna berwarna putih atau merah terang yang dipakai oleh sang pengantin di hari pernikahannya.

Kurotomesode (黒留袖) adalah kimono formal berwarna hitam yang dipakai oleh para orangtua di hari pernikahan anaknya.

Furisode (振袖) adalah kimono yang dipakai oleh wanita yang belum menikah di acara-acara formal dan Seijin shiki (成人式), upacara tradisional untuk merayakan sang remaja perempuan yang beranjak dewasa.

Irotomesode (色留袖) adalah kimono semiformal yang dipakai oleh wanita yang telah menikah untuk menghadiri upacara pernikahan keluarganya.

Homongi (訪問着), Tsukesage (付け下げ) dan Edo Komon (江戸小紋) adalah kimono-kimono semiformal yang boleh dipakai oleh wanita yang telah menikah maupun yang belum menikah untuk menghadiri acara-acara formal dan semiformal.

Maiko Hikizuri (舞妓の引きずり) atau Susohiki (すそ引き) adalah kimono-kimono yang dipakai khusus oleh para geisha dan maiko.

Iromuji (色無地) adalah kimono yang dipakai untuk upacara minum teh.

Dan yang terakhir adalah Yukata (浴衣).

Umumnya yukata berbahan dasar katun dan dibikin dengan mesin pabrik, lain dengan kimono sutra yang dijahit sepenuhnya oleh tangan-tangan ahli. Karena itu harga yukata pun jauh berbeda dengan kimono sutra dan terjangkau oleh semua orang.


http://www.japan-zone.com/culture/kimono.shtmlhttp://www.jepang.net/2008/12/kimono-jepang.html
http://www.binus.web.id/index.php?topic=1459.0;wap2

Minggu, 11 Maret 2012

senam cardiac

minggu 11 maret 2012
malam sunyi yang disuguhi dengan bahan-bahan farmaseutik 1. mulai dari suspensi, emulsi, eritromisin, amoxicillin,  PCT, antasid dan sebangsanya menghinggapi sudut pandang depan, samping kiri dan samping kananku. dan tidak lupa para e-book dan literatur lain seperti british pharmacopoeia, farmakope indonesia jilid 3, handbook of pharmaceutical excipients ikut bergentayangan malam ini. mereka seakan-akan menyanyikan simfoni delapan oktaf di kepalaku sambil berdansa dengan dendrit-denrit sarafku.

huft..
helaan napas panjang terdengar miris menghantarkan gemerutuk pertemuan sendi-sendi tulangku. tulang belakangku pun sudah terasa tidak berada pada posisi semula, otot mata dan semua otot-otot yang ada pada wajah butuh penyegaran , ya penyegaran.

beralih meninggalkan farmaseutik aku mulai menarikan jari jemariku diatas tombol-tombol alphabet mencari-cari apa yang bisa dicari, hingga dua buah kata muncul dalam otakku SENAM CARDIAC yang pastinya beda makna dengan senam jantung. sesuatu telah menginspirasikanku akan dua kata ini, dan mari kita tinjau ulang.

SENAM yang dalam kamus besar bahasa indonesia yang berarti gerak badan dengan gerakan tertentu dikolaborasikan dengan CARDIAC yang diartikan sebagai jantung ini berada dalam KBBI *kamus besar bahasa ima* sebagai suatu wujud dari rangsangan yang diterima oleh reseptor di otak yang melanjutkan perintah senam *gerakan memompa cepat* pada jantung yang bahasa manusianya bilang efek pompa jantung meningkat yang disebabkan oleh sesuatu *haddeeehh ribet banget dah bahasanya*

biasanya sih Senam Cardiac ini disebabkan oleh beberapa faktor *menurut kacamata ima*, mari kita tinjau ulang lagi:
  • senam cardiac efek UAS
          senam ini biasanya terjadi pada mahasiswa atau pelajar yang mempunyai kebiasaan buruk sistem SKS, esok akan ujian hari ini belajar. biasanya efek ini terjadi ketika seseorang pada kondisi menghadapi kertas ujian didepan matanya kosong. jantung mompa buat ningkatin kerja otak, sebenernya sih gak begitu ada hubungannya. tapi kalo ningkatin kerja otak buat merangsang otot-otot mata berkontraksi *lirik kiri-kanan* pasti efek senam cardiac nya besar banget tuh.
  • senam cardiac efek KEJARAN ANJING
          dari judulnya aja udah kelihatan indikasinya apa. pada senam cardiac yang satu ini biasanya di ikuti dengan efek samping ritme pernapasan pendek alias ngos-ngosan.
  • senam cardiac efek HAMPIR
          pada senam cardiac yang satu ini bisa disebabkan berbagai macam hampir, seperti; hampir kemalingan, hampir ketabrak, hampir jatoh dari lantai 22, hampir kelelep, hampir salah orang dan masih banyak hampir-hampir lainnya.
  • senam cardiac efek SIDIA
         nah pada senam cardiac yang satu ini, penyebabnya juga hampir banyak tapi dari semua penyebab itu merangkum pada satu makhluk yang namanya sidia. mulai dari papasan sama sidia, sms dari sidia, chat sama sidia dan banyak lagi tentang sidia *rempong*

begitulah tinjau ulang menurut KBBI tentang senam cardiac, bukan postingan berarti cuma postingan roseroseroan buat ngilangin stress karena bahan ujian seabrek ini.
-____________________-''


Jumat, 09 Maret 2012

serangkum harapan dari insan yang mengharap

sebuah pengharapan kecil tentang sosoknya,
dibalik kemeja dan celana dasarnya,
berjalan tegap sedikit merunduk penuh zikir,
keteduhan terpancar,
mengalir ribuan bahkan jutaan kalimat-kalimat bijak,
seakan menjadi lentera untukku berjalan,

kau yang tak terjangkau dan tak terjamah,
terbungkus elok dibalik etalase pertokoan,
nominalmu tak terbayarkan dengan setumpuk uang,
bahkan perakpun tak bisa membawamu dari etalase,

kau bagaikan sebuah pohon,
rindang yang berikan keteduhan,
buahmu segarkan dahaga,
batangmu berikan perlindungan,

karyamu gemparkan cakrawala,
harimau enggan mengaum dihadapanmu,
serigala tak mampu gemakan lolongannya,

"serangkum harapan dari insan yang mengharap"
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...